Rabu, 23 Desember 2015

Semarak Akhir Semester PA ‘Aisyiyah






 Demi mengusir kejenuhan dan membebaskan kekosongan aktivitas setelah ujian, PA ‘Aisyiyah mengadakan ragam kegiatan pemacu kemenangan dan kegembiraan. Diantaranya ialah turnamen olahraga dan kegiatan lomba cabang agama. “Kegiatan ini sangat menyenangkan. Apalagi mendapat hadiah yang super duber.” Begitu kata Nanda Rezki, salah satu siswa di PA ‘Aisyiyah.
PA ‘Aisyiyah, yang didiami oleh tiga puluh dua pelajar mulai dari SD, SMP/MTs, hingga SMK dan MA KM Muhammdiyah baru-baru ini mengadakan pertandingan antar kelompok yang dimulai pada Jum’at (18/12) hingga Rabu (23/12) di PA ‘Aisyiyah Padangpanjang. Ragam kegitan diantaranya ialah dalam bidang olahraga; Futsal mini, Volly mini, Takraw, catur, dan tenis meja. Sedangkan dalam bidang agama ialah; kultum, adzan, tilawatil quran, nasyis solo dan group, dan Muhadarah. Serta beberapa tambahan lomba antara lain, Stand Up Comedy, tertib ibadah, dan tambahan bagi yang juara di kelasnya.
“Kegiatan ini bukan berarti menyemarakkan akhir tahun, ya. Melainkan mengisi hari-hari libur akhir semester menjelang penerimaan rapor.” Ungkap Rizki Desyanto selaku pengasuh di PA ‘Aisyiyah. Selain itu, imbuhnya bahwa “Kegiatan ini tentunya bukan hanya sekedar kegiatan lomba saja. Tapi juga berguna untuk memunculkan dan memicu semangat anak-anak dalam bakat yang mereka miliki.
Dari tiga puluh dua siswa telah dibagi menjadi empat kelompok masing-masing terdiri dari delapan hingga sepuluh anggota. Semua bermain dengan spontanitas dan sportifitas masing-masing. “Juga melatih kekompakan mereka dalam satu tim tentunya.” Imbuh Pembina yang akrab disapa Ustad Rizki tersebut dilansir.
Tepatnya Rabu (23/12) ba’da Ashar pengumuman pemenang kegiatan tersebut disampaikan. Dihadiri langsung oleh beberpa orang pengurus PA ‘Aisyiyah. Keputusan dan pengumuman terakhir menyampaikan juara-juara terpilih pada bidang olahraga; catur dimenangkan oleh Yori Firdani (Juara satu) dan Salim Gunawan (Juara dua), tenis meja, kembali diraih Yori Firdani (satu) dan Arif Rahmadi (dua), sementara futsal mini juara satu oleh kelompok satu dan juara dua kelompok tiga. Volly mini, juara satu kelompok empat dan juara dua diraih kelompok satu. Pada takraw, kembali kelompok empat menjadi pemuncak satu dan kelompok dua pada juara dua.
Sementara dalam bidang agama, tidak ada juara satu dan dua. Namun hanya dipilih yang terbaik sahaja. Diantranya, Adzan dimenangkan oleh Salim Gunawan, Tilawah Alquran (Mikel Andri), Nasyid solo sekaligus group (kelompok tiga), dan Muhadarah (Kelompok tiga). Untuk tahfidz, tingkat SD (Adam Mulia Rahman), MTs (Hasbi Adha), dan SLTA (Salim Gunawan).
Dalam bidang tambahan diantaranya, Pada Stand Up Comedy dimenangkan Oleh Akram Aulia Asti, Untuk Cipta karya, Muhammad David, dan tambahan pada juara-juara kelas di sekolahnya diraih oleh Malik dan Adam di tingkat SD, Taslam di tingkat SMP. Sementara di tingkat SLTA diraih oleh Hendri, Budi, Fajri, dan Akram .
“Harapan dari semua kegiatan ini adalah agar semua bakat yang dimiliki setiap siswa tidak terdiamkan saja. Namun bisa diasah dan dimunculkannya dalam berkompetisi sesama mereka terutama. Jika bisa dibawa keluar, Itu lebih baik.” Ungkap ustad Rizki di akhir sesi wawancara.

(PujaSenja, siswa Ma KM Muhammadiyah Padangpanjang)

Kamis, 17 Desember 2015

Sebab-Akibat

Maka, hidup ini adalah sebab-akibat yang terus berjalan tanpa putus. Antara satu dengan yang lainnya akan terhubung. bisa jadi yang satu sebagai sebab, dan yang satu lagi sebagai akibat. Dan semua akan silih bergantian menjadi sebab dan akibat. Ada saatnya kia menjadi sebab seseorang, bisa juga suatu saat kita menjadi akibat dari seseorang.
Mengapa Aku bisa dekat denganmu? Untuk apa? Bukankah suatu yang sia-sia saat dekat dengan orang yang belum tentu baik sebenarnya? Apakah, kita akan berbaik selamanya?
Semua tak lain adalah sebab-akibat. Aku mengenal Jejaring sosial ini adalah sebab ingin menuliskan coretan tiada arti bagi banyak orang. Namun juga berarti bagi tidak sedikit orang. Akibatnya apa? Engkau pun rajin membaca tulisanku. Apakah kau suka? Jawabannya ada pada dirimu.
Retoris mungkin untuk ditanyakan apakah engkau suka atau tidaknya. sebab jawabannya ada pada tanda "Like" yang kau tinggalkan di setiap tulisanku.
Lalu, berceritalah engkau tentang bungamu yang tak lagi mekar. Sebab apa? Katamu sebab kumbang yang dinanti telah menelangsa pada tangkai yang lain. Maka akibatnya, Aku hadir tuk kepakkan sayap menghampirimu, menunggu mekarmu. Mungkin engkau takut dikecewakan lagi. Maka, aku yakinkan engkau untuk akan diriku.
Kumbang yang pergi bersamamu menyebabkan engkau tak kembang dan mekar. Maka akibatnya ialah membuatku semangat untuk memekarkanmu. Sungguh. Kita sama-sama tidak menyesali masa lalu sekarang. Sehebat apapun masa lalu, sejatinya masa lalu tidak akan pernah menang dibanding hari ini. Apalagi masa depan.
Maka, masa lalu adalah sebab dan hari ini beserta masa depan adalah akibatnya. Engkau, aku, mereka. Semua melangkah akibatnya.
(Seusai membaca kembali Kau, Aku, dan Sepucuk Angpau Merah dan sebait Rembulan Tenggelam di Wajahmu karya D. Tere Liye)
....
‪#‎PujaSenja‬

Minggu, 13 Desember 2015

sayap2ku patah

hatiku terluka
kuinsan biasa
tak luput dari kecewa.
takku hirau beda yg nyata
tlah kuhalau segala gundah
agar kita bisa bersama
tuk sempurnakan Din-Nya.
mungkin telah tertulis di lauhul mahfudnya
pertemuan kita diujung senja
berharapku pinta
agar dilembutkan hatinya.
Bukan sekedar pengantin biasa
kuingin berakhir di syurga
bimbinglah aku dijalanNya
meniti dunia yg fana
...
From Rad

"MEMIKIRKANMU"


CERMIN (Cerita Mini)
By Muhammad David
"Mas, kenapa bengong.?" seorang perempuan dengan anggun menyentuh pundak seorang lelaki di sebuah ruang kerja.
"Tidak kenapa-kenapa Adinda. hanya memikirkan seseorang rupanya." Balas lkai-laki itu tersenyum padanya. Maka penasaranlah perempuan itu dibuatnya, Hingga menimbulkan banyak pertanyaan.
"Siapakah dia mas?"
"Seseorang serupa bidadari bagiku."
"Sungguhkah?"
"Ya, dia amatlah baik padaku."
"Bolehkah aku cemburu?"
Si lelaki teridam menatap perempuan itu lekat-lekat.
"Apa alasanmu untuk cemburu? adakah dikau memikirkan aku?" balas si laki-laki sehingga membuat suasana hening sejenak.
"Tentulah aku memikirkanmu, Mas. tidak mungkin aku bertanya sebab bengongmu saat ini jika aku tidak memikirkan dan mengkhawatirkanmu."
kembalilah diam suasana pada kamar itu. Si laki-laki menatap tersenyum perempuan di hadapannya. Maka si perempuan semakin bingunglah.
"Adindaku, Bidadari mana coba, yang akan aku pikirkan selain dirimu saat ini. Sungguh, Engkaulah bidadari yang aku maksudkan itu. kau tidak usah cemburu lagi."
Lantas laki-laki itu mencium kening perempuan yang tadi dibuatnya bingung.
‪#‎PujaSenja‬
Kembali mendapat inspirasi. dari seorang Akhwat. Serta terinspirasi dari sebuah kisah seorang khulafaurasyidin. Umar Bin Khattab

Adinda

Namanya Aisyah. dua tahun lebih muda dariku. MAka waktu itu, aku pernah dekat dengannya. Maka berkasihlah kami. itu beberapa tahun yang lewat.
Maka, suatu pagi, ku kirimkan pesan untuknya.
"Selamat pagi, Adinda. apa kabar?"
lama menunggu, akhirnya dibalasnya lah.
"Hmm. Salah kirim ya?" balasnya.
"Tentulah tidak, dinda." balasku meyakinkan.
"Hmm." balasnya lagi
"Kenapa dinda?" tanyaku.
"Tuh kan, salah lagi." Aku semakin bingung dengan balasannya. "Apa yang salah padaku?" itu pikirku dan langsung ku kirimkan pertanyaanku padanya?
...
"Sekarang jelaskan siapa dinda? jelas-jelas namaku Aisyah. apakah dia perempuan yang kamu cintai sekarang?" beberapa menit kemudian, dia menelponku dan langsung memberikan pertanyaan jelas padaku.
dia sempat menangis terdengar olehku. Aku lantas tertawa di sini.
"sekrang jelaskan bang. siapa dinda itu?" ketusnya sebal mendegar tawaku.
"Ok deh. Aisyah yang abang sayangi. tidak ada perempuan yang beranama dinda, yang abang sayang." jawabku tenang.
"Lalu.."
"Adinda yang abang maksudkan ialah, ungkapan sayang abang kepadamu. hal itu wajar. dinda bukanlah nama orang. melainkan panggilan adik dari seorang laki-laki kepada perempuannya."
kami teridam sesenak. kemudian dia memecahkan hening.
"Lalu, panggilan dinda kepada abang apa?"
"Kanda."
"OK deh Kanda sayang. apa kabar kanda?" perempuan itu bertanya girang padaku. Aku tahu dia pasti tersenyum disana dengan malu-malu. Cemburu tanpa sebab.
Hhahahahaha. dia menutup telepon dan mengirimkan Sebuah pesan singkat.
"Jaga dirimu disana Kanda ku. Maka yakinkan hatimu pada dindamu ini."

Pada Sampan Kita

Tuh kan! Nakal sih. Nggak percaya juga apa yang Aku katakan dulunya. Aku ini takut membawamu berlayar terlalu jauh, cukuplah di tepian sahaja. Tapi, Tanpa sadar engkau mendayungnya. Aku juga tidak sadar. Eh, malah engkau menyalahkanku. Kau bilang aku yang mendayungnya. Padahal, aku sedang enak-enaknya menyirammu hingga basah bajumu. yang memegang kendali kan dirimu. yang mengarahkan jalannya sampan ini adalah kamu. Aku hanya duduk. Tapi, lantas kau menyalahkan aku kembali. kau bilang, "Kenapa kanda sirami aku. Aku kan kesal. Jadi, hanya ini caranya. mendayungnya ke tengah." Cemberutmu. Nah, itu kan sudah jelas. dirimu yang mendayungnya bukan aku. Walau aku salah, telah menyirammu. Tapi, apa tidak ada cara lain, selain membawa sampan ini ke tengah? Ah, apakah aku bisa berenang jika sampan ini terbalik? Oh tidak, ini sudah amat ke tengah. Apakah harus berbalik? atau mencari tepian di sudut sana? Ah, adindaku memang nakal.Aku kesal. engkau berkata lagi meyakinkanku "Laut ini telah menjadi takdir kita, Kanda. maka, bersamalah kita berlayar di atasnya. kalau memang kanda yang seharusnya mendayung, dinda juga siap kapanpun kanda menyuruh. bahagialah kita kanda."

Tidak Ada Hari Ibu

Kalian semua harus tahu. Tidaklah baik kalau kalian ngerayain hari ibu di bulan Desember ini. tanggal berapa? 22 Desember ya?
iya. 22 desember kata orang itu hari ibu. Bagiku salah. Nggak ada dalam kamus hidupku sekarang yang namanya hari ibu kayak gituan.
Hehehe, tenang dulu. Buat para ibu khususnya. bukan bermaksud nggak membahagiakan, atau menyakiti ibu nih, bagiku hari ibu itu adalah setiap waktu. sebab kenapa? coba ingat! di awal kita ingin mencicipi dunia, dalam rahim tepatnya, siapa yang merasakan kelahiran kita mulanya? seorang perempuan yang kita panggil ibu itu bukan? saat kita mau dilahirkan, siapa coba, yang mempertaruhkan nyawa demi kehadiran kita di dunia ini? Ibu bukan?
berlanjut lagi ketika kita sudah mulai berkembang, masa kecil kita, ibulah yang membimbing. Kadang sia ayah marah, maka kita akan lari dan mungkin mengadu dan merengek ke pangkuan ibu. Lagi lagi, ibu tumpuan kita. Saat kalian sudah dewasa, tahukah kalian siapa yang bersedih juga haru? Pastilah dia. Ibumu. mengapa dia menangis? karena ia memiliki rasa enggan untuk melepaskan kalian yang selama ini selalu di pangkuannya puluhan tahun. kenapa dia haru? Sebab, bahagialah dia melihat kesuksesan anak yang telah dididiknya bertahun lamanya hingga anaknya sukses.
Sekali lagi, buang hasrat kalaian untuk mengucapkan selamat hari ibu di 22 Desember. sebab cemasnya kalian akan lupa pada seorang ibu di hari lain. Ingat! Jadikan setiap hari adalah hari ibu. Remember Always your Mom.
(PujaSenja, siswa MA KM Muhammadiyah Padangpanjang)

Sabtu, 05 Desember 2015

**Merayu Adinda

‪#‎PujaSenja‬

Siang kau datang bersamanya. Pada Cafe sederhan tempat janji kita. Dia bukanlah siapa-siapa. Sahabat karibmu. Engkau tersenyum, dia pun jua. Ku balas senyum satu untuk kalian beruda.
~~Duduk menanti minuman.
Kau masamkan wajahmu di hadapanku. buatku bingung. Kau berdiam buatku berucap. "Engkau kenapa?" Kau menggeleng tanpa kata. Pesanan datang, Kita makan jua lah akhirnya. Keluar jua kata-katamu "Bang, Temanku itu bagaimana. Cantik, bukan?"
Ku mengangguk berkata "Ia memang cantik darimu, sedikit."
Engkau semakin masam. mungkin marah padaku. kau tak lagi bertanya. lantas berucap. "Pacari saja dia."
aku tak mengerti maksudmu. Aku hanya berkata. "Kamu tidak mengerti sayang. Dia hanyalah cantik sedikit darimu. sedangkan Engkau Cantik lebih banya darinya."
Kau memukulku dengan tas ber-merk Chorla mu. kau salah tingkah menjawil pinggangku
Padangpanjang, 5 Desember 2015

**Izinkan Aku Memetik Bunga Itu

‪#‎PujaSenja‬
Gubahan Moehammad David
Ku tarik lagi janji, pada malam pada bulan
kala mentari sinari taman
ku jalin lagi cerita
kala kumbang dekati bunga
bunga amatlah mekarnya
teramatlah lezat saripatinya, jika aku jadi kumbang
teramat nakal tangan jika berani petiknya
Aku sadar malam, tidaklah bulan itu indah
melainkan bunga pada tamanmu
izinkan aku memetik bungamu, agar ku simpan
pada kamar samping jendelaku
biar tak sembarang kumbang mendekatinya.
Padangpanjang, 5 Desember 2015

*Pada Taman-taman

‪#‎PujaSenja‬
Gubahan Moehammad David
Kupu-kupu beterbangan
diantara bunga-bunga
Jari-jari ingin liar
mengajak kaki-kaki
berlari-lari mendekat
mengejar kupu-kupu
memetik bunga-bunga
tuk bawa berlari-lari
pada peri-peri
Padangpanjang, 5 Desember 2015

**Izinkan Aku Memetik Bunga Itu

‪#‎PujaSenja‬
Gubahan Moehammad David
Ku tarik lagi janji, pada malam pada bulan
kala mentari sinari taman
ku jalin lagi cerita
kala kumbang dekati bunga
bunga amatlah mekarnya
teramatlah lezat saripatinya, jika aku jadi kumbang
teramat nakal tangan jika berani petiknya
Aku sadar malam, tidaklah bulan itu indah
melainkan bunga pada tamanmu
izinkan aku memetik bungamu, agar ku simpan
pada kamar samping jendelaku
biar tak sembarang kumbang mendekatinya.
Padangpanjang, 5 Desember 2015

*Di Cafe**

‪#‎PujaSenja‬

Aku dan kau masih bernyanyi bersama
mengalunkan suara Falas ditambah falas berharap menghasilkan Fals.
Aku dan kau terus bernyanyi, meski malam telah mengutuk diri, pada kesunyian.
Aku dan kau masih bernyanyi. lupa dan tak sadar musik telah terhenti sejak satu jam yang lewat.
aku dan kau masih terus bernyanyi. duduk bersebelahan. tak tahu bahwa cafe ini akan segera tutup.
...
dua orang pelayan tertidur di bangkunya. menunggu aku dan kau segera pulang.
hujan basahi kota, kau dan aku bernyani hingga subuh tiba..
...
Padangpanjang, 5 Desember 2015
(Coba-coba mainkan sastra ala ‪#‎PutuWijaya‬)

"Aku"

‪#‎PujaSenja‬

Gubahan Moehammad David 
Kalau Magrib jatuh di pelukan ku
Ku tak ingin seorang pun kan mengganggu
kuta mau seorang pun kan medekat
tidak juga kau
Nan aduhai katanya 'Cantik Jelita'
tak perlu kau tebarkan bait senyum
Pada senja yang ku nanti
tak perlu kau menari
temani Senjaku.
Biarlah aku sendiri
Aku tak kan mengganggumu
hingga fajar pun datang
...

Padangpanjang, 5 Desember 2015
...

inspiration from "Aku" Khairil Anwar

Sabtu, 21 November 2015

5 + 2 + 3 = 5 + 5 (Prinsip Hidup)

(PujaSenja, siswa MA KM Muhammadiyah Padangpanjang)
Jadi, tadi ceritanya saya duduk di sebuah kedai dengan seorang Pakpol (Pak Polisi). Ada banyak cerita dan saran yang ia berikan kepada saya. Salah satunya ialah mengenai tujuan hidup.
"Lima tambah dua tambah tiga berapa?" Pertanyaan pemula yang ia berikan. "Sepuluh!" Jawab saya yakin. Dalam hati saya mengejek. "Emang saya anak SD, apa? Ditanya kayak gituan."
"Lima tambah lima berapa?" Lanjut dia bertanya. Semakin kesal saya tetap bersabar menjawab. "Sepuluh." Dengan intonasi lebih keras.
"Apa kamu mengerti pertanyaan saya tadi?" Pakpol bertanya lagi. saya hanya menatap heran. Lantas dia tak berhenti bertanya
"Berapa macam saya bertanya?"
"Dua"
"Kamu menjawabnya?"
"Dua"
"Salah besar!" Gertaknya sedikit keras. apanya yanhg salah besar? bukankah tadi dia bertanya dua kali dan saya jawab juga dua kali.
"Saya memang bertanya dua macam. tapi kamu menjawabnya hanya satu. di sana kesalahan besarmu." Pakpol menjelaskan kembali. "Oh ia ya, ada betulnya si Pakpol nie." Ucap saya dalam hati sembari senyum malu. Tapi, apa sih maksud pertanyaan yang dua dengan jawaban satu itu? Saya menjadi bingung dan menatap heran Si Pakpol.
Rokok sebatang di tangannya sudah habis. Kopi telur yang di depan si pakpol belum habis seluruhnya. Masih tertinggal setengahnya. Saya kembali menulis beberapa Haiku dalam buku.
“Pertanyaan yang saya berikan jangan dianggap sepele, Boi.” Pakpol memecah hening yang tercipta beberapa menit. Kembali saya tatap Pakpol yang sudah bermain kembali dengan sebatang rokok baru.
“Semua itu adalah prinsip dan langkah hidup.” Ucapnya singkat. “Maksudnya, Pak?” barulah saya mulai bertanya. Tampaknya dia senang dengan Tanya itu. (Senyumnyalah yang menandakan)
“Sebagai contoh, Saya bekerja sebagai polisi. Tujuannya adalah mencari uang. Ibu anda bekerja di warung nasi, tujuannya juga mencari uang.” Di sana saya mulai sedikit mengerti. “Begitu juga anda serta anak-anak yang lain. Betapa banyak anak-anak seusia anda yang tidak tamat sekolah susah payah bekerja dengan otot mereka. Sementara anda enak-enaknya sekolah.” Jelas Pakpol yang membuat saya mengangguk-angguk. “ Anda sekolah untuk apa? Akhir-akhirnya bekerja, bukan?” Saya hanya mengangguk menunggu penjelasan selanjutnya. “Nah, betul kan? Anda sama saja dengan mereka. Tapi beda cara anda menjalaninya. Anda termasuk lima tambah dua tambah tiga. Ada beberapa langkah yang anda jalani untuk tujuan yang sama seperti mereka. Sementara mereka memilih langsung bekerja.” Pakpol kemudian diam dan menghabiskan secangkir kopinya. Tampaknya dia mendadak sekali meninggalkan saya. Saya masih belum puas dengan ceritanya. Tapi, terpaksa saya jelaskan sendiri bahwa manusia diciptakan dengan tujuan yang sama. Namun, punya langkah-langkah yang berbeda dalam mencapainya. Saya sendiri butuh pendidikan untuk mencapainya. Sementara mereka yang lain bagaimana?



Sabtu, 07 November 2015

Bimbang

Ibu, maafkan anakmu ini telah melanggar nasihat dulu.
"Jangan terlalu percaya dengan perasaan. Dia adalah titik kecil yang bisa menjadi besar tanpa kau sadari. Besarnya dapat memberikan efek positif, namun terkadang negatif." Begitu pesanmu dulu, Bukan?
Ibu, kepada siapa aku harus berkata sekarang. Jika aku pulang, hanya menghabiskan uang untuk pulang pergi saja. Bisa jadi kau marah karena aku telah melakukan sesuatu yang mubazir. Seperti yang kau katakan dulu.
Ibu, aku dalam kebimbangan sekarang. Bolehkah aku bercerita sedikit, pada "dia" yang disebalahku. Yang sedari tadi curiga dengan wajah sayuku, Yang selalu meneliti segala titik murung wajahku.
Ibu, aku sekarang ada rasa. Aku takut akan rasa itu. Takut akan melanggar nasihatmu. Lalu, Bagaimana?
MA KM Muhammadiyah, Saturday, Nov 7 2015
‪#‎PujaSenja‬

Minggu, 01 November 2015

Dosa besar, Mencegah kemungkaran [Ini Kisahku]

#PERHATIAN: MEMBACA STATUS INI BERKEMUNGKINAN MEMBUAT ANDA SADAR AKAN DOSA-DOSA ANDA DAN MENGEMBALIKAN KESADARAN ANDA UNTUK MEMOHON AMPUN KEPADA ALLAH, DAN MEMINTA MAAF PADA ORANG YANG PERNAH ANDA SAKITI
BERPIKIRLAH SEBELUM MELANJUTKAN MEMBACA!

SHARE JIKA BERMANFAAT
Ketika itu, aku hanya terdiam. Tapi, bukan berarti aku waktu itu sudah kalah. Hanya saja aku teringat akan sebuah hadist yang pernah aku baca suatu malam. Buka yang diberikan adikku siangnya.
“Diantara dosa besar adalah seorang laki-laki mencela kedua orang tuanya.” Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, ‘Apakah (mungkin) seorang laki-laki mencela orang tuanya? ‘ Beliau menjawab: “Ya. Dia mencela bapak seseorang lalu orang tersebut (membalas) mencela bapaknya, lalu dia mencela ibunya, lalu orang tersebut (membalas) mencela ibunya.”
saudaraku masih saja berkata dengan lantang seakan merendahkanku. Menyebut-nyebut nama orangtuaku dan pekerjaannya sekaligus.
Kemudian, aku teringat akan dia yang sudah ditinggal ayahnya. aku juga pernah tahu tentang seorang ayahnya. Ingin ku membalas tapi, amat takutlah aku akan dosa besar yang jelas dalam hadist tersebut. Dalam hati, aku hanya berdoa "Ya Allah, maafkanlah aku yang telah berbuat dosa besar. aku baru sadar bahwa perbuatan yang menurut aku sepele itu termasuk dalam dosa besar. Ampuni aku Ya Allah. Astaghfirullahal 'Azim."
Aku tetap saja diam mendengarkan cacian yang diucapkan oleh saudaraku tadi. ditambah dengan iringan teman-teman lain yang ikut mengolok aku.
Aku tahu, semua itu merupakan sebuah perbuatan keji (Kemungkaran). Aku ingin melawan mereka dengan hadis, tapi takut aku tambah besar olokan mereka padaku. teringat pula aku kembali hadist yang pernah kupelajari bersama Ustad di kelas ;
Barangsiapa diantara kamu yang melihat kemungkaran maka hendaklah ia mengubahnya dengan tangannya, jika ia tidak mampu maka dengan lidahnya, jika tidak mampu maka dengan hatinya dan itulah (mengubah kemungkaran dengan hati) selemah-lemah iman “ (HR.Muslim)
Maka, aku tak berniat lain selain mendoakan mereka agar Allah memberikan mereka hidayah akan perbuatan yang telah merusak iman mereka.
"Ya Allah, tidak hanya aku yang berbuat kemungkaran di bumi ini. termasuk saudaraku juga. Ya Allah, jangan hanya aku yang engkau beri hidayah pada jalanMu. Aku mohon berikan jua lah mereka jalan hidayah agar bisa bersama-sama kami mencegah kemungkaran di bumiMu ini.
###
Nyatanya, Alhamdulillah, Allah masih mendengar Doa setiap  hambaNya. Esoknya, dikala subuh Saudaraku meminjam buku hadis yang aku punya. kesempatan itulah yang aku gunakan untuk memberikan nasehat padanya tentang hadist dosa besar. Alhasil, dia cepat sadar dan berkali-kali meminta maaf padaku. "Aku sudah memafkanmu, Jauh saat pertengkaran kita kemarin."
Alhamdulillah, Aku bersyukur saudaraku dapat aku nasihati dan hilanglah semua perbuatan yang menjadi kebiasaan kami sebelumnya. Saling mencela.
Aku tersenyum padanya dan memeluknya seakan kami adalah saudara kandung.
‪#‎PujaSenja‬

Kamis, 08 Oktober 2015

beberapa lagi

Dan, aku hanya jadi pembaca saja.
sedikit membayangkan bagaimana seorang yang dulunya duduk di bangku madrasah dengan seragam yang sama
bagimana tawanya, aku tahu. sebab aku juga rasakan
bagaimana celotehnya, aku juga tahu, sebab aku juga pernah rasakan.
aku juga sempat bayangkan, beberapa bulan lagi, bagaimana tangis perpisahan itu akan terbalas senyuman
senyuman di bangku kampus besar. dengan sedikit kesan yang berbeda
berbeda? ya. tak ada seragam yang sama dan tuntutan berseragam sama untuk datang, duduk dan menegarkan dosen bicara.
ya! Dosen panggilannya. bukan guru lagi.
huh, disana pasti akan terkenang bagaimana idahnya seragam dulu.
 
#PujaSenja

Selasa, 06 Oktober 2015

.......... Titik.............


Gubahan PujaSenja

...
Titik senja sebuah cerita
Titik bahagia sebuah duka
Titik adalah awal
Titik adalah akhir
Titik adalah Tanah
Titik adalah Air
Titik mula dari tanah
Titik akhir jadi tanah
Titik teremehkan
Tanpa sadar titik menjadi titik-titik, lautan
Titik teremehkan
Titik renggut nyawa
Titik adalah malaikat
Titik adalah maut.


#PujaSenja

Selasa, 22 September 2015

"Engkau"


Gubahan PujaSenja
Mungkin
Untuk menyebutkannya saja susah
Harus berkali-kali mengulang
Aku sampaikan niat ini
Mungkin lekas kau mengerti
Mingku lekas kau lepaskan
Aku dari belenggu nista ini
Dimana aku akan mati kelak
Darimu aku mengerti
Akan bahaya-bahayanya
Virus yang belenggu aku
Inginkan aku su'ul khatimah
Dalam dekapan kematian
Dan kau pun datang hancurkan
Apa-apa yang kutakutkan
Virus kehidupan itu
Inginkan kuembali aku hidup
Dan matikan aku dalam pada Husnul khatimah
(PA Aisyiyah, 210915)
‪#‎PujaSenja‬

Enyahlah




Manusia...
Inginkan hidup bahagia
Fitnah kadang tak elakkannya
Tak pedulikan iringan mayat hidup yang terluka
Akan dosa dan kebohongan belakanya
Hanya demi harta, tahta, relakan iman
Untuk dunia tak jelas. Fana
Lupa akan akhirat yang abadi
Jangan! sekali-kali jangan
Apa yang jelas, jangan kaburkan
Namun negkau hiraukan kata-kata jangan itu
Namun engkau abaikan
Apa yang telah sampaikanNya
Hanya akhirat yang pasti tunjukkan semuanya
(PA 'Aisyiyah 210915)