Minggu, 13 Desember 2015

Adinda

Namanya Aisyah. dua tahun lebih muda dariku. MAka waktu itu, aku pernah dekat dengannya. Maka berkasihlah kami. itu beberapa tahun yang lewat.
Maka, suatu pagi, ku kirimkan pesan untuknya.
"Selamat pagi, Adinda. apa kabar?"
lama menunggu, akhirnya dibalasnya lah.
"Hmm. Salah kirim ya?" balasnya.
"Tentulah tidak, dinda." balasku meyakinkan.
"Hmm." balasnya lagi
"Kenapa dinda?" tanyaku.
"Tuh kan, salah lagi." Aku semakin bingung dengan balasannya. "Apa yang salah padaku?" itu pikirku dan langsung ku kirimkan pertanyaanku padanya?
...
"Sekarang jelaskan siapa dinda? jelas-jelas namaku Aisyah. apakah dia perempuan yang kamu cintai sekarang?" beberapa menit kemudian, dia menelponku dan langsung memberikan pertanyaan jelas padaku.
dia sempat menangis terdengar olehku. Aku lantas tertawa di sini.
"sekrang jelaskan bang. siapa dinda itu?" ketusnya sebal mendegar tawaku.
"Ok deh. Aisyah yang abang sayangi. tidak ada perempuan yang beranama dinda, yang abang sayang." jawabku tenang.
"Lalu.."
"Adinda yang abang maksudkan ialah, ungkapan sayang abang kepadamu. hal itu wajar. dinda bukanlah nama orang. melainkan panggilan adik dari seorang laki-laki kepada perempuannya."
kami teridam sesenak. kemudian dia memecahkan hening.
"Lalu, panggilan dinda kepada abang apa?"
"Kanda."
"OK deh Kanda sayang. apa kabar kanda?" perempuan itu bertanya girang padaku. Aku tahu dia pasti tersenyum disana dengan malu-malu. Cemburu tanpa sebab.
Hhahahahaha. dia menutup telepon dan mengirimkan Sebuah pesan singkat.
"Jaga dirimu disana Kanda ku. Maka yakinkan hatimu pada dindamu ini."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar