#PERHATIAN: MEMBACA STATUS INI BERKEMUNGKINAN MEMBUAT ANDA SADAR AKAN DOSA-DOSA ANDA DAN MENGEMBALIKAN KESADARAN ANDA UNTUK MEMOHON AMPUN KEPADA ALLAH, DAN MEMINTA MAAF PADA ORANG YANG PERNAH ANDA SAKITI
BERPIKIRLAH SEBELUM MELANJUTKAN MEMBACA!
SHARE JIKA BERMANFAAT
Ketika itu, aku hanya terdiam. Tapi, bukan berarti aku waktu itu sudah kalah. Hanya saja aku teringat akan sebuah hadist yang pernah aku baca suatu malam. Buka yang diberikan adikku siangnya.
“Diantara dosa besar adalah seorang laki-laki mencela kedua orang tuanya.” Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, ‘Apakah (mungkin) seorang laki-laki mencela orang tuanya? ‘ Beliau menjawab: “Ya. Dia mencela bapak seseorang lalu orang tersebut (membalas) mencela bapaknya, lalu dia mencela ibunya, lalu orang tersebut (membalas) mencela ibunya.”
saudaraku masih saja berkata dengan lantang seakan merendahkanku. Menyebut-nyebut nama orangtuaku dan pekerjaannya sekaligus.
Kemudian, aku teringat akan dia yang sudah ditinggal ayahnya. aku juga pernah tahu tentang seorang ayahnya. Ingin ku membalas tapi, amat takutlah aku akan dosa besar yang jelas dalam hadist tersebut. Dalam hati, aku hanya berdoa "Ya Allah, maafkanlah aku yang telah berbuat dosa besar. aku baru sadar bahwa perbuatan yang menurut aku sepele itu termasuk dalam dosa besar. Ampuni aku Ya Allah. Astaghfirullahal 'Azim."
Aku tetap saja diam mendengarkan cacian yang diucapkan oleh saudaraku tadi. ditambah dengan iringan teman-teman lain yang ikut mengolok aku.
Aku tahu, semua itu merupakan sebuah perbuatan keji (Kemungkaran). Aku ingin melawan mereka dengan hadis, tapi takut aku tambah besar olokan mereka padaku. teringat pula aku kembali hadist yang pernah kupelajari bersama Ustad di kelas ;
Barangsiapa diantara kamu yang melihat kemungkaran maka hendaklah ia mengubahnya dengan tangannya, jika ia tidak mampu maka dengan lidahnya, jika tidak mampu maka dengan hatinya dan itulah (mengubah kemungkaran dengan hati) selemah-lemah iman “ (HR.Muslim)
Maka, aku tak berniat lain selain mendoakan mereka agar Allah memberikan mereka hidayah akan perbuatan yang telah merusak iman mereka.
"Ya Allah, tidak hanya aku yang berbuat kemungkaran di bumi ini. termasuk saudaraku juga. Ya Allah, jangan hanya aku yang engkau beri hidayah pada jalanMu. Aku mohon berikan jua lah mereka jalan hidayah agar bisa bersama-sama kami mencegah kemungkaran di bumiMu ini.
###
Nyatanya, Alhamdulillah, Allah masih mendengar Doa setiap hambaNya. Esoknya, dikala subuh Saudaraku meminjam buku hadis yang aku punya. kesempatan itulah yang aku gunakan untuk memberikan nasehat padanya tentang hadist dosa besar. Alhasil, dia cepat sadar dan berkali-kali meminta maaf padaku. "Aku sudah memafkanmu, Jauh saat pertengkaran kita kemarin."
Alhamdulillah, Aku bersyukur saudaraku dapat aku nasihati dan hilanglah semua perbuatan yang menjadi kebiasaan kami sebelumnya. Saling mencela.
Aku tersenyum padanya dan memeluknya seakan kami adalah saudara kandung.
#PujaSenja
BERPIKIRLAH SEBELUM MELANJUTKAN MEMBACA!
SHARE JIKA BERMANFAAT
Ketika itu, aku hanya terdiam. Tapi, bukan berarti aku waktu itu sudah kalah. Hanya saja aku teringat akan sebuah hadist yang pernah aku baca suatu malam. Buka yang diberikan adikku siangnya.
“Diantara dosa besar adalah seorang laki-laki mencela kedua orang tuanya.” Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, ‘Apakah (mungkin) seorang laki-laki mencela orang tuanya? ‘ Beliau menjawab: “Ya. Dia mencela bapak seseorang lalu orang tersebut (membalas) mencela bapaknya, lalu dia mencela ibunya, lalu orang tersebut (membalas) mencela ibunya.”
saudaraku masih saja berkata dengan lantang seakan merendahkanku. Menyebut-nyebut nama orangtuaku dan pekerjaannya sekaligus.
Kemudian, aku teringat akan dia yang sudah ditinggal ayahnya. aku juga pernah tahu tentang seorang ayahnya. Ingin ku membalas tapi, amat takutlah aku akan dosa besar yang jelas dalam hadist tersebut. Dalam hati, aku hanya berdoa "Ya Allah, maafkanlah aku yang telah berbuat dosa besar. aku baru sadar bahwa perbuatan yang menurut aku sepele itu termasuk dalam dosa besar. Ampuni aku Ya Allah. Astaghfirullahal 'Azim."
Aku tetap saja diam mendengarkan cacian yang diucapkan oleh saudaraku tadi. ditambah dengan iringan teman-teman lain yang ikut mengolok aku.
Aku tahu, semua itu merupakan sebuah perbuatan keji (Kemungkaran). Aku ingin melawan mereka dengan hadis, tapi takut aku tambah besar olokan mereka padaku. teringat pula aku kembali hadist yang pernah kupelajari bersama Ustad di kelas ;
Barangsiapa diantara kamu yang melihat kemungkaran maka hendaklah ia mengubahnya dengan tangannya, jika ia tidak mampu maka dengan lidahnya, jika tidak mampu maka dengan hatinya dan itulah (mengubah kemungkaran dengan hati) selemah-lemah iman “ (HR.Muslim)
Maka, aku tak berniat lain selain mendoakan mereka agar Allah memberikan mereka hidayah akan perbuatan yang telah merusak iman mereka.
"Ya Allah, tidak hanya aku yang berbuat kemungkaran di bumi ini. termasuk saudaraku juga. Ya Allah, jangan hanya aku yang engkau beri hidayah pada jalanMu. Aku mohon berikan jua lah mereka jalan hidayah agar bisa bersama-sama kami mencegah kemungkaran di bumiMu ini.
###
Nyatanya, Alhamdulillah, Allah masih mendengar Doa setiap hambaNya. Esoknya, dikala subuh Saudaraku meminjam buku hadis yang aku punya. kesempatan itulah yang aku gunakan untuk memberikan nasehat padanya tentang hadist dosa besar. Alhasil, dia cepat sadar dan berkali-kali meminta maaf padaku. "Aku sudah memafkanmu, Jauh saat pertengkaran kita kemarin."
Alhamdulillah, Aku bersyukur saudaraku dapat aku nasihati dan hilanglah semua perbuatan yang menjadi kebiasaan kami sebelumnya. Saling mencela.
Aku tersenyum padanya dan memeluknya seakan kami adalah saudara kandung.
#PujaSenja
Tidak ada komentar:
Posting Komentar