Jumat, 20 Maret 2015

Dian Wijaya Kusuma Harir


Darimu Aku belajar tersenyum
Indah bukan main, senyum itu
Artikan hidup yang belum pernah aku lewati
Namun, tak lupa kau ingatkan aku akan lara.

Waktu yang aku jalani
Indah selalu bersamamu, takkan paling dengan mereka
Jangankan senyum, tawa pun engkau haturkan padaku
Aku, makin rindu saat jauhmu
Yang ku ingat selalu suara dan bayang dirimu
Aku, tak bisa bohong pada kenyataan hidup ini

Kepada-Nya ku titipkan doa
Untuk selamat dan lindungan padamu
Semua perhatian kan curah untukmu
Untuk orang yang sangat aku rindu dan sayangi
Mungkin, tak sanggup aku bila kau pergi
Akankah hadir senyum bila hadirmu pergi

Hanya bersamamu kurasakan semua itu
Aku tak bohongi niat hati yang suci ini
Rasanya, aku terpikat pesona senyummu
Inginku tolak semua rasa, tapi
Rasa kasih padamu takkan pernah hilang

(PA ‘Aisyiyah Padangpanjang, 20 Maret 2015 “11:16 PM”)

Kamis, 19 Maret 2015

Curhat Sang Surya


Minggu, 08 Maret 2015

Putri Hevi Mayang Wulan


.
Penat sudahlangkah ini
Untuk ikutijalan yang tak pernah aku paham
Tidak pula akutahu, tujuan jalan ini
Ragu jadibimbang
Iringi jalanyang tak mengerti ini

Hanya dia yangkan tentukan
Entah di manatitik akhir penat ini
Virus entahterus berkelana
Inginkan kumerayap dan merayap pada jalan

Meresapijalan-jalan tak paham ini
Apa, jalanterbaik tuk jurang?
Yang manakahjalan terang
Apa, jalanterang hanyalah jurang
Nikmatkah virusjalan ini?
Gulitakah ujungsemua jalan ini?

Waktu terusjelaskan semuanya
Untuk artikantitik penatku
Lambaikankesejahteraan semuanya
Aku, entahkapan penat ini berarti
Nyenyakkanhidup pada jalan penat ini
(Padangpanjang, 8 Maret 2015 “10:46 PM”)

Hibra Shahab


.
Hanyalah doapengantar pintaku
Iringi mimpimenuju harapan pasti
Bicara hanyabicara pinta
Ragu tak lagijadi halangan tuk bicara
Aku, tak takuttuk pinta mohon padamu

Setiap kataselalu ku berharap
Habis kataku,tak henti tuk memohon
Arti hidup taklagi bicara tertolak
Hanya pintayakin akan kabulkan
Arti hidup taklagi hanya untuk berpupus asa
Bagiku, Diayang tahu, dia yang kabulkan
(Padangpanjang, 8 Maret 2015 “10.31 PM”)

Evalailatur Riska


.
Entah apanasibku
Virus itu telahlekat pada jiwa lemah ini
Arti hidupterasa tidak guna lagi

Langkah terayunnamun kaku
Aku berada diambang nyata dan fana
Irisan artihidup tak lagi indah
Lama langkahtuk coba berbalik
Akan tetapi kakumenyelinap suruh
Tak izinkanputar arah
Untuk terusmelangkah, walau sakit
Raga,terombang-ambing tak ingin maju

Rima merdu daribelakang
Izinkan aku‘tuk berbalik
Sempatkanmemori tuk nostalgia
Kata demi katayang terus berirama
Artikan kakudan ragu langkah ke depan
(Padangpanjang, 8 Maret 2015 “11:36 PM”)

Alwy Ahda


.
Angin berhembus kian berhembus
Langit biru kadang menghitam
Waktu terus bergulir tiada henti
Yang teringat hanyalah engkau pencipta

Aku, makhluk lemah yang akan kau panggil suat saat
Hidupku kau renggut tanpa seizinku
Di mana aku berada, di mana aku mati
Aku tak tahu, sebab engkau semua yang tahu.
(Padangpanjang, 8 Maret 2015 “10:37PM”)

Zulfatullailah Hasanah




Ziarah hidup telah ku lalui
Untuk ingat akan salah masa lalu
Lama rasanya masa depan kan datang
Fana rasanya harapan yang telah lama ku inginkan
Aku, menatap sedih semua mimpi
Tak bisa berandai semua itu jadi
Untuk bahagiakan hati yang gelisah
Lambat memanglah lambat rasanya
Lelah memang lelah menanti
Aku, takut takkan sampai
Iringi derap langkah kesuksesan mereka
Langkahku terayun, namun lambat
Apa hal yang sebabkan semuanya. Takut aku,
Hanya malu yang jadi ku dapati
..
Hanya harapan yang bisa ku katakan
Aku, di sini masih menginginkan senyuman
Senyum bersama mereka
Artikan masa depan yang mungkin cerah
Namun, kenapa langkahku tiba-tiba kaku
Apakah aku tak layak tuk senyum bersama  mereka
Haruskah aku mati, berhenti di sini?
(Kedai Ibu, Kacang Kayu. 7 Maret 2015 “11: 49 PM”)

Tyfa Indah




Tangan-tanganku tak sampai
Yang kuasa telah jarakkan kita
Final kehidupan ini telah takdirkan pisah
Aku, tak bisa melawan. Takut untuk pasrah

Ingin ku coba tuk berteriak
Namun suaraku lantang tak memecah gendang
Darinya aku lemah dan kuat
Aku, pasrah pada hidup. Kita, memang
Harus untuk dipisahkan.

Tapi, aku yakin
Yakin pada janji sang penguasa. Habis sudah
Final hidup ini
Aku yakin kita kan ditemukan kembali

Ingatlah janji tuhan pada kita
Namamu dan namaku kan terukir abadi
Di lembah suci dinding kasihnya
Aku yakin, tuhan akan satukan kita
Habiskan masa kita sekarang dalam jarak
(Padangpanjang, 8 Maret 2015 “12:25 AM”)

Basaruddin Rintonga





Banjir sudah air mata ini
Akan dosa yang selalu teringat di benakku
Sesal sudah yang aku rasakan
Akan berat timbangan burukku.
Raga terasa panas, saat membaca tanda hitam
Untuk berteriak aku tak mampu
Di mana Salju kutanya, ku dapatkan bara dari mereka
Dunia seakan ganas padaku
Inginkan aku untuk sadar
Namun terlambat sudah dayung ku balikkan

Rajut lagi hidup baru
Inginkan Bahagia dalam naungan-Nya
Namun, hanya mimpi yang ku dapat
Teteskan peluh untuk sesal selama ini
Orang bilang, aku jahat. Ya benar.
Namun, hatiku bersikeras katakan baik
Gerakkan bibir kaku tuk berkata
Ah, pudar sudah. Mimpi dan siksa terasa berdebat.
(Padangpanjang, 8 Maret 2015 “12:33 AM”)

Anniza Tiara Sarti




Aku katakan, aku suka senyummu
Namun kau tak mengerti
Nyinyir mulutku sudah berkata
Indah sudah kataku, tapi tak kau indahkan
Zig-zag hidup ini antara aku dan kamu
Aku ini, kau itu.

Tiap-tiap kata selalu indah untukmu
Irikan burung yang berkicau merdu
Aku, rasa bangga dapat memujimu. Tapi,
Rasanya aku tak dapat balas darimu
Aku bagai si punguk rindu pada bulan

Semua telah ku lakukan
Arti hidupku ku sudutkan padamu
Rasa sayangku, ku torehkan untukmu
Tapi, dikau tak anggap ku ada
Inikah namanya, Cinta bertepuk sebelah tangan?
(Padangpanjang, 8 Maret 2015 “12:18 AM”)